Total Tayangan Halaman

Sabtu, 13 Agustus 2011

Seorang Warga Aceh Tewas Diinjak Gajah Kesasar Republika

REPUBLIKA.CO.ID,MEULABOH - Seorang warga tewas diinjak sekawanan gajah yang kesasar masuk ke kawasan Desa Macah, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
Mulyadi (22) warga Desa Macah saat dihubungi dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat mengatakan, korban jiwa yang diketahui bernama Abdul Halim (52) itu warga Desa Seumambek, Nagan Raya.
Pada Kamis (11/8) lalu, kata Mulyadi, beberapa ekor gajah mengganggu masyarakat di tiga desa, yakni Desa Macah, Gunong Reubo dan Ujong Rambong. Namun, insiden tersebut tidak sampai terjadi korban jiwa.
"Tiga desa paling angker setiap saat gajah mengamuk di kawasan tersebut. Kadang-kadang binatang berbelalai panjang itu turun sampai ke Kabupaten Aceh Barat karena tiga desa tadi sudah hampir menjadi hutan pemisah dengan Kabupaten Nagan Raya," katanya.
Kawanan gajah liar itu mengamuk karena ada sebagian masyarakat yang memasang perangkap berupa paku besar. Warga melakukannya untuk membuat jera satwa yang dilindungi itu. Karena menginjak paku jebakan, gajah kesakitan dan mengamuk setiap saat.
Mulyadi menyebutkan setiap malam warga yang bermukim di Desa Macah, Gunong Reubo dan Ujong Rambong, terusik dan terpaksa menghidupkan obor sebelum mereka beristirahat di rumah. Hal ini agar kawanan gajah tidak mengobrak-abrik rumah mereka saat terlelap.
"Kalau keluar malam, memang warga kami di sana tidak berani karena kadang gajah itu bersembunyi di semak-semak. Kalau nampak kami lewat, mereka langsung mengejarnya. Kalau malam hari, kita tidak tahu lari ke mana," jelasnya.
Pancing Gajah
Mulyadi mengatakan warga sudah pernah melakukan penangkapan dengan memancing kawanan satwa liar itu. Tetapi, hanya dua ekor yang berhasil ditangkap setelah dibius oleh pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari luar Aceh.
Setelah kejadian itu, sebagian warga setempat memilih pindah keluar dari desa mereka. Sehingga, saat ini kawasan tersebut hampir menjadi hutan belantara tempat bermain kawanan gajah liar yang setiap saat mengamuk.
Untuk mendatangi kawasan itu sangat susah karena tidak adanya sarana transportasi dan infrastruktur jembatan yang tidak pernah selesai. Sebagian warga yang menetap di desa itu pun terpaksa menggunakan rakit sebagai alat penyeberangan Sungai Cot Kuta.
Mulyadi menyatakan masyarakat di kawasan itu mengharapkan dibangun jembatan sebagai penghubung dengan Cot Kuta agar dapat dijadikan jalan evakuasi saat gajah di wilayah itu mengamuk. "Kalau jembatan dibangun warga di sana pasti maju, dan gajah liar itu tentu secara pelahan meninggalkan pemukiman kami, dan warga di sana pun bisa menjadikan jembatan itu jalan evakuasi ke kota Seunagan," harapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar